Kalau bicara cinta, memaknai dan
mendefinisikannya dengan serangkaian kata serta rumusan-rumusan hebat
sekalipun, belum dapat kita temukan acuan yang benar-benar mendasari dan bisa
dijadikan tolak ukur hakikat cinta sebenarnya.
Cinta sudah tertanam dalam diri
manusia, mulai proses penciptaan sampai realitas cinta yang ada. Ingatlah bahwa proses penciptaan manusia
itu sendiri pada hakikatnya adalah manifestasi cinta Tuhan kepada manusia. Jauh
sebelum Tuhan menciptakan manusia, benih cinta itu sudah tertanam dalam
mekanisme penciptaannya.
Cinta itu seumpama pohon didalam
hati, akarnya adalah ketundukan kepada kekasih yang dicintai, dahannya adalah
mengetahui tentangnya, rantingnya adalah ketakutan padanya (mampu menahan diri
dari melakukan perbuatan yang dibenci dan dilarang olehnya), buahnya adalah
ketaatan, daunnya adalah rasa malu (membentengi seseorang untuk tidak melakukan
hal-hal yang menyimpang), dan air penghidupannya adalah menyebut namanya. Hal ini menjadi karakter dan ciri dari cinta
yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar