Tiedeman, Dinkmeyer dan Dreikurs dalam Stone (1983), memandang bahwa program bimbingan di sekolah dasar perlu di arahkan pada pengembangan kognitif dan efektif sekaligus. Konsep mereka itu diarahkan pada pengembangan kekuatan ego, bukan hanya pada upaya memperbaiki tingkah laku yang salah saja. Program bimbingan didasarkan atas prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
1. Bimbingan untuk semua. Setiap siswa memiliki hak untuk mendapatkan layanan bimbingan dari gurunya; fokus bimbingan bukan kepada siswa tertentu melainkan pada siswa yang normal bahkan yang brillian sekalipun.
2. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya adalah memberikan layanan konseling dan konsultasi kepada siswa, guru, dan orang tua siswa. Bimbingan diberikan kepada siswa secara langsung dan tidak langsung.
3. Bimbingan diarahkan untuk membantu siswa mengetahui, memahami, menerima dirinya sendiri baik secara kognitif maupun secara efektif. Maksudnya bahwa bimbingan diarahkan untuk mengembangkan kompetensi pribadi yang kuat, dan untuk berhubungan secara efektif dengan kegiatan dan tugas hidup sosialnya. Tekanan program bimbingan bukan pada aspek remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah) melainkan pada pengembangan aspek-aspek positif yang dimiliki oleh tiap siswa.
4. Bimbingan dapat diberikan secara informal dan insidental namun alangkah lebih baiknya jika dilaksanakan secara terencana dan terprogram. Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut dan berkelanjutan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik secara intelektual maupun aspek emosional. Kurikulum memberikan pengalaman kepada siswa yang memungkinkan para guru dapat mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi bimbingan dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum secara sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan keterampilan-keterampilan bimbingan untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap siswa.
5. Bimbingan disekolah dasar menempatkan tekanan pada pencapaian tujuan dan kebermakanaan pengalaman belajar. Tujuan yang ditetapkan oleh guru dan yang diharapkan oleh siswa harus sesuai. Perencanaan guru dan penilaian siswa adalah prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
6. Bimbingan difokuskan pada aset. Artinya upaya guru dalam membantu siswa harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan melakukan apa yang terbaik untuk siswa. Tindakan guru merupakan proses-proses yang membuat siswa melakukan sesuatu sesuai dengan kekuatan potensi yang dimilikinya.
7. Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah mengalami proses menjadi yang berarti guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi positif daripada sisi negatifnya.
8. Program bimbingan akan dapat terlaksana sangat efektif jika diupayakan melalui kerja sama yang baik antar guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administratif dan sumber-sumber daya yang ada di masyarakat sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar