Selasa, 20 Desember 2016

SIFAT HAWA NAFSU



            Secara bahasa, al-hawa antara lain berarti terjatuh dari atas ke bawah, keinginan dan kesenangan, dan cinta. Dari sini terbentuk beberapa istilah, seperti ‘ala hawaahu (menurut seleranya, cocok dengan keinginan atau kesenangannya), itta ba’a hawaahu (mengikuti gan memperturutkan keinginan nafsu), dan fil hawa’ (jatuh cinta atau diliputi oleh nafsu).
            Sedangkan nafsu lebih condong pada jiwa, untuk itulah, nafsu menjurus pada kenikmatan dan menjanjikan imajinasi keindahan dengan sfatnya yang begitu persuasif menarik hati.
            Didalam tubuh, nafsu memiliki sisi negatif dan positif, serta potensi yang jika tidak dikelola dengan baik, keburukanlah yang didapat. Disinilah peran akal. Akal harus mampu menimbang, mengukur dan menakar baik dan buruk. Kalau peran akal sudah tidak berjalan, manusia akan sama dengan binatang, bahkan lebih parah daripada binatang. Saling memakan dari bebas menggauli betina dimana dan kapan saja.
Sesuai dengan pengertiannya, hawa nafsu menjadi penyebab manusia jatuh ke tempat yang serendah-rendahnya. Posisi terjatuhnya ini terbagi menjadi:
  1. Jatuh bangkrut;
  2. Kalah; dan
  3. Patah hati, putus asa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar