Menanamkan aturan-aturan dan disiplin melalui hukuman dan penghargaan tampaknya tidak dapat diabaikan. Dengan hukuman, anak belajar mengapa ia dihukum dan anak akan lebih memahami mengapa perbuatan yang dilakukan itu salah. Adanya hukuman membuat anak tidak akan mengulangi perilaku yang salah tersebut sehingga anak belajar tentang baik buruk perilakunya.
Pemberian hukuman pun hendaknya segera, konsisten dan konstruktif dengan alasan yang jelas. Adapun pemberian hukuman dapat berfungsi untuk 1) Membatasi anak agar tingkah laku yang tidak diinginkan tidak diulangi, 2) Mendidik, dan 3) Motivasi, untuk menghindari terjadinya tingkah laku sosial yang tidak diinginkan.
Bentuk hukuman dapat berbentuk hukuman fisik (misalnya pukulan), mengisolasi anak swlama beberapa waktu (misal tidak menonton acara TV yang disukai). Meskipin demikian, hukuman fisik tampaknya sudah tidak terlalu efektif, itulah sebabnya akan lebih baik dan efektif jika pemberian hukuman disertai pula penjelasan mengapa tingkah laku tersebut dilarang. Secara psikologis pemberian hukuman juga tidak akan merusak anak, sejauh masih berkaitan/seimbang dengan tingkah laku yang diberi hukuman. Pemberian hukuman yang terlalu sering juga tidak terlalu baik karena akan berakibat negatif pada diri anak.
Orang tua maupun guru yang menghukum anak/anak didiknya mereka harus hati-hati agar dampak negatif tidak terjadi pada diri anak. Untuk anak usia sekolah lebih baik dan lebih efektif jika disertai dengan pemberian alasan mengapa orang tua atau guru menghukum anak. Jika hukuman orang tua/guru ditinjau dari sudut pandang anak tanpa alasan yang spesifik maka anak tidak akan memahami hubungan antara apa yang telah dilakukan dengan hukuman yang diperoleh atau anak juga tidak paham mengapa tingkah lakunya tidak diterima. Misalnya, mengatakan pada anak bahwa ia dihukum karena kamu jelek/buruk, justru akan membuat anak memiliki konsep diri/gambaran diri yang buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar